Selasa, 23 Oktober 2018

Cerita Dewasa - Ohh Tante ku yang Manja


KacangMasPoker - Cerita Dewasa - Ohh Tante ku yang Manja - Hallo, bisa bicara dengan Vivi,” kataku. “Dari siapa ini,” tanya sebuah suara wanita. “Ini dari Sony, rekan Vivi dari Malang,” kata saya sehingga si Vivi tidak lupa. “Hi Mas, apa kabar, dan gimana acara kami malam ini,” jawab Vivi.

“Saya sih sudah siap jemput kamu sekarang,” kataku. “Ya segera aja Mas terkecuali gitu.” Aku segera meluncur ke rumah Vivi. Gila benar, ternyata rumah si Vivi ini besar dan mobilnya selusin. “Wah kamu malam ini beda sekali ya, kelihatan lebih simple tapi tetep wah..” kataku sambil jelalatan melihat badannya yang ternyata wah wah wah.

“Ah Mas Sony dapat saja, saya kan emang begini ini,” kata Vivi merendah. “Gini-gini termasuk membuat pusing saya nih,” kataku menggoda. Eh ternyata si cantik itu mencubit lenganku. “Mas Sony termasuk paling dapat deh, kemarin katanya karyawan biasa, kok mobilnya Mercy yang baru.“Oh itu, itu mobil dinas kok?” kataku.

“Ah Mas ini dapat aja, matang mobil dinas Mercy baru sih..” katanya sambil mencubitku. Malam itu kami ke restoran mewah. Selesai makan kami ke pub. “Mas, kalo Vivi minum banyak, nggak pa-pa kan?” tanya si cantik. “Untuk kebugaran sih jangan, tapi terkecuali sekali-sekali terserah kamu, matang saya melarang, nanti kamu bilang emangnya elu siapa.”

“Nggak maksudnya Mas Sony nggak pa-pa ngeliat Vivi minum banyak.“Oh itu sih oke, saya ini nggak banyak ngatur dan ‘possesive’ ke cewek, yang perlu jangan reseh ya!” kataku ke Vivi sambil kupegang dan belai kepalanya. "Kalo gitu kami minum aja Tequila,” teriak Vivi.

“Aduh ampun deh, kalo minum itu, nanti terkecuali saya termasuk teler siapa yang anter,” tanyaku. “Ya kami nggak usah pulang, kami nginep aja di hotel sebelah.“Hah, kamu benar-benar nih..”

“Iya bener, kenapa sih, kok kamu belum ngerti termasuk kalo saya dari kemarin di kereta sudah mencermati kamu,” kata Vivi sambil menggalayut ke badanku. Uh mati deh aku, disosor serupa cewek cantik yang umurnya cukup jauh di bawahku.

“Ya kalo kamu bilang gitu saya ikut aja, tapi kamu nggak nyesel dan emang menyadari kan ambil ketetapan ini,” kataku sekali ulang untuk meyakinkan diriku sendir.


“Yes darling, I’ve decided and never regret,” kata Vivi sambil memelukku bersama dengan sebelah tangannya. Dan malam itu saya minum bisa saja lebih kurang 12 gelas kecil Tequila, dan Vivi menenggak tidak tidak cukup dari 6 gelas. Kami berdua sudah jadi tinggi sebab kebanyakan minum. “Vi, pulang aja ya, mumpung saya tetap dapat nyetir.”

“Iya deh pulang aja, biar dapat lamaan berduaan serupa Mas Sony,” jawab Vivi manja. Di mobil Vivi sudah tidak dapat menahan diri lagi.

“Mas, Vivi nggak tahan nih.“Kamu berkenan muntah ya,” tanyaku. “Bukan.. bukan itu, tapi itu tuh, nggak tahan itu,” tangannya bersama dengan jahil menunjuk-nujuk ke pangkal pahaku. “Vivi buka ya,” katanya dan tanpa menunggu aba-aba, tangannya segera menggerayangi reitsleting celanaku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang tetap setengah tidur.

Dengan perlahan tapi pasti, dilahapnya semua batanganku ke dalam mulutnya yang seksi. Dimainkannya ujung batangku bersama dengan lidahnya. Aku merasakan batangku mengeras dan tambah mengeras.

“Vi, aduh gimana nih sekarang, kamu tanggung jawab lho,” kataku menggodanya. “Ya sudah deh cari aja hotel,” kata Vivi sambil tetap mengocok batangku, dan bersama dengan tangan satunya dia meremas-remas payudaranya sendiri. Hotel pun pilihannya jatuh di Hotel ****(edited) Menteng Prapatan. Kami berdua naik ke kamar sudah agak sempoyongan tapi ditegak-tegakkan sehingga kelihatannya sehat.

Setibanya di kamar Vivi menyempatkan menelepon ke adiknya. “Vin, ini saya nginep di Hyatt ****(edited) kamar 900, bilangin bokap ya!”

Aku begitu berkunjung dari kamar mandi mengenakan handuk saja, segera ditubruk dan handuknya ditarik si cantik yang ganas itu. Sambil mencium dada, perut dan sekujur tubuhku, Vivi bersama dengan terburu-buru melepas bajunya dan melemparkannya ke penjuru kamar. Begitu terlepas BH yang menutupi dadanya yang padat itu, terlihat payudaranya yang putih padat bersama dengan putingnya yang terlihat kecil mencuat sebab terangsang.

Disambarnya batanganku yang sudah tegang sebab melihat keganasan dan tubuh Vivi yang indah itu. Sambil menaik-turunkan mulutnya mengikuti panjangnya batangku, tangan kanan Vivi mengusap dan mempermainkan klitoris dan lebih kurang bulu kemaluannya sendiri, serta sesekali terdengar erangan dari mulutnya yang tetap menghisap batangku.

Capek bersama dengan kegiatannya, si cantik itu menjatuhkan badannya ke area tidur sambil mengangkat kedua kakinya ke atas. Tangan kirinya membelai rambut kemaluannya sendiri, dan tangan kanannya mempermainkan lipatan-lipatan kulit klitoris di kemaluannya. Aku melihat Vivi layaknya itu, segera ikut membelai bulu kemaluannya yang halus.

Kujilat putingnya yang menonjol kecil tapi keras, kujelajahi perutnya yang kencang, kumainkan ujung lidahku di lebih kurang pusarnya. Dan terdengar erangan Vivi,

“Egghh, uhh..” Langsung kuhujamkan ujung lidahku ke lubang kemaluannya yang sudah basah, bersama dengan kedua jempolku, kudorong ke atas lipatan klitorisnya, kupermainkan ujung lidahku di lebih kurang klitoris itu, “Uuhh, egghh, ahh..” teriak Vivi.
Karena tidak tahan lagi, segera saja kumasukan batang kemaluanku yang dari tadi sudah benar-benar keras. Dan ternyata basahnya kemaluan Vivi tidak membuat rasa licin serupa sekali, sebab lubangnya tetap jadi sempit dan sukar ditembusnya. Begitu jadi semua batang kemaluanku masuk di dalam jepitan lubang kemaluan Vivi, perlahan-lahan kupompa terlihat dan masuk lubangnikmat itu. Belum benar-benar lama saya memompa kemaluan Vivi, tiba-tiba,

“Aaahh, uugghh..” teriak Vivi, rupanya dia sudah orgasme. Aku mempercepat gerakan dan teriakan Vivi tambah menjadi-jadi, lantas kuhentikan tiba-tiba sambil menekan dan memasukkan batang kemaluanku sedalam-dalamnya kelubang kemaluannya.

 “Oh.. Oh.. Oh.. that was so nice darling, let’s make another,” katanya. Kubalikkan badannya telungkup ke area tidur, dan dari belakang kupompa ulang terlihat masuk lubang kemaluannya yang ketat itu, kurebahkan badanku melekat ke punggung Vivi dan kugerakkan pinggulku secepatnya. “Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh Mas sedap sekali.. aahh..” teriak Vivi ulang sebab orgasme yang kedua.

Tapi kali ini saya tidak stop, sebab saya termasuk sudah merasakan denyutan yang memuncak di sepanjang batangku. Dan bersama dengan kecepatan penuh kupompa terlihat masuk lubang kemaluan ketat itu. Diiringi erangan yang tambah menjadi-jadi dari Vivi, akhirnya saya termasuk raih klimaksnya.

Paginya sebab hari Minggu, saya tidak benar-benar resah untuk bangun pagi. Apalagi saya saat ini sedang menginap di ****(edited) bersama dengan Vivi. Waktu saya bangun kulihat jam di meja samping area tidur, eh baru jam 8:00 pagi. Kepala tetap nyut-nyutan, dan kamar tetap gelap sekali, tapi saya selamanya bangun dan ke kamar mandi. Setelah sikat gigi dan “nyetor saham”, saya segera ke area tidur ulang dan masuk ke balik selimut.

Baca Juga: Cerita Dewasa - Melihat Toket Pembantu Baruku Yang Menggairahkan

“Emm, Mas kok pagi-pagi sudah bangun sih. Uuhh.. tangan kamu tuh dingin, jangan nempel-nempel dong!” kata Vivi protes.

Tapi tanpa mengacuhkan protes Vivi, saya selamanya menempelkan badanku ke badan Vivi yang termasuk telanjang bulat. Dari belakang kupeluk badannya yang padat berisi, bersama dengan tangan kananku, kuraba buah dadanya yang menonjol. Aku memainkan jari-jariku di lebih kurang putingnya yang jadi menonjol kecil. Kurasakan badan Vivi menggeliat sedikit tapi sesudah itu diam kembali. Kulanjutkan ulang rabaanku ke area perut menuju rambut-rambut halus di lebih kurang kemaluannya.

Perlahan-lahan kuusap-usap rambut-rambuit itu, dan di balik rambutnya kuraba dan mainkan klitoris Vivi. “Emm, ehh, Mas, uhh, Mas, ya itu di situ enak, tetap ya,” kata Vivi tiba-tiba. Tanpa terasa, batangku jadi mengeras lagi. Tidak pikir lama-lama segera kutempelkan pinggulku ke pantat Vivi.

Terasa batang kemaluanku tepat di belahan pantat Vivi. Tanganku selamanya kumainkan di area kemaluannya, dan saya dapat merasakan kemaluannya jadi basah. Segera kuarahkan ujung batangku ke lubang kemaluan Vivi.

“Aghh..” erang Vivi saat ujung batangku agak bersama dengan paksa menusuk ke liang kemaluannya. Kugenjot batang kemaluanku hingga akhirnya.. “Akhh..” erang Vivi rupanya dia sudah sampai.

Vivi melepas batang kemaluanku dari lubang kemaluannya, dan memintaku untuk tidur terlentang. Lalu bersama dengan perlahan lagi, dia naik ke atas badanku dan jadi memasukkan batang kemaluanku yang tadinya sudah nyaris raih puncaknya. Vivi menghadap ke arahku, sehingga terlihat wajahnyayang cantik serta buah dadanya yang menonjol besar. Pinggul Vivi meliuk-liuk menyebabkan rasa sedap dan ngilu di sepanjang dan ujung batang kemaluanku yang terjepit erat di antara kemaluan Vivi. Kuraih buah dada Vivi dan kuremas-remas.

“Ohh, yes, yes, yah tetap Mas, oouhh enaknya, ya..” teriak Vivi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya secara membabi buta.

Tidak ada komentar:
Write komentar