Kamis, 15 November 2018

Cerita Dewasa - Polosnya Intan Anak Gelandangan


KacangMasPoker - Cerita Dewasa - Polosnya Intan Anak Gelandangan - Nama aku Tiyo, umur 34 tahun dan aku bertempat tinggal dekat kampus sebuah PTS di Jogja.
Aku adalah seorang karyawan di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang beverage. Posisiku sudah lumayan tinggi, yaitu sebagai General Manager agar aku mendapatkan fasilitas perumahan dan sebuah mobil sedan. Aku masih lajang agar setelah pulang kerja hobiku jalan-jalan cari pengalaman dan refresing.

Cerita ini berawal selagi aku pulang kerja kurang lebih jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak yang digandeng ibunya tengah menyeberang jalan. Untung saja aku cepat menginjak rem agar anak itu lukanya tidak gawat cuma sedikit saja dibagian pahanya. Ketika aku tawarkan untuk ke rumah sakit, Ibu itu menampik dan katanya lukanya tidak parah.

“Ya sudah bu, saat ini aku antar Ibu pulang, dimana rumah Ibu?”
“Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar”.
“Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?”
Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan cuma menunduk lesu dan ketika dia rela menjawab, berasal dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
“Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Tika cepat sembuh”.
Ibu itu terima bekicot berasal dari gadis itu, memecahnya dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Tika. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, simbok itu mengandeng Tika dan adiknya rela pergi. Sebelum melangkah jauh, aku hadang dan mengupayakan untuk mengantarnya pulang.

“Simbok rela pulang.., aku antar ya Mbok, kasihan Tika jalannya pincang”.
“Ngaak usah den, simbok..”.
“Kenapa Mbok, nggak sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Tika Mbok..”.
“Simbok ini nggak mempunyai rumah den, sombok cuma gelandangan”.
Aku sempat benggong mendengar jawaban simbok ini, selanjutnya aku putuskan untuk mengajaknya ke rumahku biarpun cuma untuk malam ini saja. Terus terang aku kasihan kepada mereka.
“Ya sudah Mbok, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
“Tapi ndoroo..”.
“Sudahlah Mbok, ini termasuk kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Tika”.

Dari informasi yang aku dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulangp, simbok ini ternyata ditinggak suaminya selagi mengandung adiknya Tika, yang selanjutnya aku ketahui namanya Intan. Simbok ini yang ternyata namanya Inem, usianya kurang lebih 42 tahun, dan anaknya si Tika umurnya 14 tahun sedang Intan baru 11 tahun. Tika sempat lulus SD, sedang Intan cuma sempat menikmati bangku SD kelas 4.

Setelah sampai dirumah, Mbok Inem dan kedua anaknya segera aku suruh mandi dan makan malam. Ternyata simbok, Tika dan Intan tidak membawa pakaian ganti agar setelah mandi pakaian yang dipakainya ya senantiasa yang tadi. Padahal pakaian yang dipakai ketigany sudah tidak layak untuk dipakai lagi. Simbok memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedang Tika dan Intan mirip saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, aku memang membawa rencana membelikan pakaian untuk mereka bertiga. Aku memang tipe orang yang nggak sanggup menyaksikan ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, aku termasuk orang yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi.

“Tika dan termasuk kamu Intan makan yang banyak ya.. biar cepet gede..”.
“Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau Intan habiskan semuanya, karena Intan sudah 2 hari nggak makan”.
“Boleh nduuk.., Intan dan Tika boleh makan sepuasnya disini”.

*****

Mulai berasal dari sinilah awal berasal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya aku suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah aku selesai nonton acara TV yang membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk meneggok suasana mereka. Ketika aku masuk kekamar mereka, jantungku segera berdeguk cepat dan keras selagi aku menyaksikan daster Mbok Inem yang tersingkap sampai ke pinggang. Ternyata dibalik daster itu, Mbok inemku ini mempunyai paha yang serius mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya muncul bersama dengan jelas jembutnya yang tidak tipis dan hitam. Pikiranku segera melayang dan kontolku yang masih perjaka ini segera berontak.

Setelah agak tenang, tanganku segera bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Setelah senang mengelus pahanya, aku jadi menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Aku sempat rela muntah ketika jadi menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku sudah bilang kalau CD Mbok ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya muncul bersama dengan jelas. Sedangkan yang membuat aku rela muntah adalah bau CD nya. Ya.. kemungkinan sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah kurang lebih 13 menit aku jilati clitnya dan ternyata Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya kemungkinan terlampau letih shingga tidurnya pulas banget, aku jadi keluarkan kontolku dan jadi aku gesek-gesekkan di clitnya. Aku tidak berani melapas CDnya cemas dia bangun. Ya.. aku cuma berani mengocok kontolku sambil memandangi clit dan termasuk teteknya. Ternyata Mbok inemku ini tidak memakai BH agar puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Aku tidak berani untuk memeras teteknya karena cemas Mbok Inem dapat bangun.

Sedang asyik-asyiknya aku mengocok kontolku, si Tika bangun dan menyaksikan ke arahku. Tika sempat rela teriak dan beruntung saja aku cepat menutup mulutnya dan memimta Tika untuk diam. Setelah Tika diam, berhubung aku sudah tanggung, terus saja aku kocok kontolku. Tika yang masih terduduk lemas karena ngantuk, senantiasa saja menyaksikan tangan kiriku yang mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. Sambil laksanakan aktivitasku, aku pandangi si Tika, gadis kecil yang terlampau polos, dan aku menyaksikan sesekali Tika menyaksikan mataku terus berpindah ke paha ibunya yang tengah aku elus-elus berulangkali. Setelah kurang lebih 8 menit berlalu, aku tidak tahan lagi, dan selanjutnya “.. croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali aku menembakkan pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini.

Saat aku keluarkan pejuhku, si Tika menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada selagi itulah aku tanpa sengaja menyaksikan pangkal pahanya dan ternyata.., tikaku ini tidak memakai CD. Saat aku tengah menyaksikan memeknya Tika, dia bilang..
“Ndoro.. kenapa pipis di memeknya simbok”. aku sendiri sempat kaget mendengarnya.
“Nduuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”.
“Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika rela pipis.. tetapi Tika cemas ke kamar mandi..”.
“Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi”.

Tika kemudian aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Aku sendiri termasuk pingin pipis, terus Tika aku suruh jongkok didepanku. Tika kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni yang muncul berasal dari memeknya. Aku sendiri cuma sedikit sekali kencingku. Setelah acara pipisnya selesai, Tika aku gendong dan aku dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu aku peluk dan aku belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang.
“Ndoro.. Tika belum cebok.. nanti memeknya Tika bau lho.. Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. biar nanti Ndoro yang bersihin memeknya Tika.. Tika bobok disini ya.. mirip ndoromu ini..”.

Kemudian Tika aku angkat dan jadi aku baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku jadi aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan termasuk payudaranya yang lumayan montok. Pada selagi tanganku mengelus pahanya..
“Ndoro.. kenapa mengusap-usap kaki Tika yang lecet..”.
“Oh iya Nduk.. Ndoro lupa..”.
Tahu sendirilah, aku memang terlampau sudah horny untuk mencicipi Tika, gadis kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, dan dia diam saja ketika tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya.

Pembaca.. gimana sudah belum ngebayanginya.. sudah belum..! sudah yaa.. aku terusin ceritanya.

Kemudian aku jongkok di antara kakinya dan mulailah aku singkap rok yang dipakai Tika sampai ke pinggang. Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil umur 14 tahun denga bibir kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu. Setelah pahanya aku kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari aku mengupayakan untuk menguak mengisi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan termasuk agak mengkilap.

Tangankupun jadi mengelus memek keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri heran clitnya tikaku ini ukurannya nggak kalah mirip ibunya.
“Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika diapain.. Ndoro..”.
“Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro rela nyembuhin luka kamu kok.. Tika diam saja yaa..”.
“Inggiih.. Ndoro..”.
Setelah Tika tenang, akupun jadi menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Tika.
“Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. memek Tika kan bau..”.
Aku apalagi sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan jadi aku kocok-kocok bersama dengan pelan. Tikapun jadi menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya.

Aku pun jadi menyedot memeknya Tika bersama dengan kuat dan aku menyaksikan Tika menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.
“Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Tika diapain sih ndoroo..”.
Akupun tidak peduli bersama dengan suasana Tika yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya..
“Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika rela pii.. piis pernah Ndoro..”.
Dan tidak lama kemudian “Ssuur.. suur.. suur..”
Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku mengupayakan sekuat tenaga untuk menelan seluruh cairan memeknya yang kemungkinan baru pertama kali ini dikeluarkannya.

Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul tikaku ini.
“Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika bau ya Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. tetapi Tika harus dihukum.. karena sudah pipis dimulut Ndoro..”
“Tika rela dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Tika..”.
“Hukumannya, Tika gantian minum pipisnya Ndoro.. rela nggak..”.
“Iya Ndoro..”.

Baca Juga: Cerita Dewasa - Merenggut Perawan Anak Sekolah Tetanggaku

Akhirnya aku keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah aku keluarkan berasal dari CDku, Tika yang masih terlampau polos itu menutup wajahnya bersama dengan kedua tangannya. Aku menyaksikan muka Tika agak memerah. Setelah aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan kontolku kedepan wajahnya dan aku suruh Tika untuk memegangnya.
“Nduk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!
“Inggih Ndoro.. tetapi Tika malu Ndoro.. Tika cemas Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk..”.
Kemudian gadis kecilku ini jadi memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut.
“Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya..”.
“Tapi Ndoro.. Tika cemas Ndoro.. Tika jijik Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja seperti selagi Tika ngemut es krim.. ayo nanti Tika Ndoro kasih es krim.. rela ya..”.
“Benar Ndoro.. nanti Tika dikasih es krim..”.”Iya Nduk..”.

Tika pun jongkok di antara pahaku dan jadi memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak kesusahan sih, apalagi kadang-kadang kontolku mengenai giginya.
“Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”.
Sambil Tika mengoral kontolku, kaos lusuhnya Tika pun aku angkat dan aku lepaskan berasal dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang aku remas bersama dengan keras.
“Aku gemes banget sih mirip payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”.
Sekitar 12 menit kemudian, aku rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Aku tarik kepala Tika dan aku kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. aku tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan selanjutnya “.. croot.. croot.. croot.. cruut..!”
Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Tika dan cuma sedikit yang menetes muncul berasal dari mulutnya.

“Ndoroo.. pipisnya banyak banget.. Tika sampai rela muntah..”.
“He.. eh.. nduuk.. tetapi enak kan.. pipisnya Ndoro..”.
“Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Tika sampai nggak sanggup telan.. agak amis Ndoro..”.
Aku memang termasuk laki-laki yang senang merawat tubuhku. Hampir tiap-tiap hari aku fitnes. Menuku tiap-tiap hari: susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan termasuk suplemen protein produk Amerika. Jadi ya wajar kalau spermaku kental dan agak amis.

Kemudian aku peluk bidadariku kecilku ini dan sesuai janjiku dia aku kasih es krim rasa vanilla. Setelah habis Tika memakan es krimnya, dia aku telentangkan ulang diranjangku. Terus aku kangkangkan ulang pahanya dan aku jadi ulang menjilati memek tembemnya. terus terang saja aku penasaran sebelum membobol selaput daranya.
“Ndoro.. rela ngapain lagi.. nanti Tika pipis ulang lho Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. pipis ulang aja Nduk.. Tika rela ulang khan es krim..”
“Mau Ndoro..”.

Setelah aku siap, pahanya aku kangkangkan ulang lebih lebar, dan aku jadi memasukkan kepala kontolku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.
“Ndoro.. memek Tika diapain.. kok sakit..”
Aku sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, aku tekan bersama dengan keras. Aku rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang aku percaya itu adalah selaput daranya.
“Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku peluk Tika, kuciumi muka dan bibir mungilnya.
“Nggak apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Tika tenang saja ya..”.
Setelah kudiamkan sebagian saat, aku jadi ulang memompa memeknya dan aku menyaksikan masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.

“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh..” itulah yang muncul berasal dari mulutnya Tika.
“Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih.., aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”.
SAmbil aku terus meusuk-nusuk memeknya, aku senantiasa menyimak muka imutnya Tika. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau aku lihatnya matanya kadang-kadang cuma muncul putihnya saja. Kedua kaki Tika pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan termasuk kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku sampai lepas berasal dari kaitannya.
“Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”.

Aku jadi rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, menandakan tikaku sebentar ulang orgasme. Kepala Tika pun jadi menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang bersama dengan desahan-desahan yang serius erotis. Aku percaya para pembaca sepakat bersama dengan pendapatku, tetapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo sudah terangsang ya. Aku jelas kok, nggak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritaku ini.

“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..”
“Ndoroo.. Tika rela pipiiss.. ndoroo..”
“Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku seperti disiram air hangat..”.
Aku peluk sebentar tikaku untuk memberi tambahan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgamesme. Setelah agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.
“Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro..”.
“Tika malu Ndoro.. sudah gede masih ngompol di kasur..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro termasuk rela pipis di kasur kok..”.

Aku sendiri sudah nggak tahan. Kakinya aku angkat, lantas kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan aku jadi mempercepat sodokan kontolku.
“Ndooro.. Tika capek.. Tika rela bobok.. ndooroo..”.
“Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa..”.
“Memeek Tika periih.. ndooroo..”.
Kutekan keras-keras kontolku ke liang kenikmatannya dan kutarik pantatnya dan “croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Aku muntahkan pejuhku kedalam rahimnya.

Aku cabut kontolku berasal dari memek tembemnya, muncul lendir putih bercampur bersama dengan darah segar mengalir muncul berasal dari liang kemaluannya.
“Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika jadi hangat Ndoro..”.
“Iya nduuk.., biar kamu nggak kedinginan.., ayo saat ini Tika bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”.
“Inggih Ndoro.., saat ini Tika capek.., Tika pingin bobok..”.
Aku menyimak memeknya sudah jadi melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum aku perawanin. Aku peluk dia dan aku cium bersama dengan mesra Tika, si gadis kecilku. Aku dan tikapun selanjutnya tertidur bersama dengan pulas. Nikmaat.

*****

Gimana pembaca sudah orgasme belum.., kalau udah.., dibersihin yaa.., terus bobok.. byee. Nantikan ceritaku selanjutnya, dimana aku selanjutnya termasuk menikmati Mbok Inemku dan termasuk bidadari kecilku, si Intan.

Tidak ada komentar:
Write komentar