Kamis, 25 Oktober 2018

Cerita Dewasa – Nafsu Besar Janda Muda Mbak Lin


KacangMasPoker - Cerita Dewasa – Nafsu Besar Janda Muda Mbak Lin - Kami berdua telentang di jok kita masing-masing, dengan kemaluan kita yang tetap terbuka. Kami saling berpandangan dan tersenyum puas. Tangan kanan Mbak Iin meremas tangan kiriku, saya tidak mengetahui apa artinya, apakah ucapan menerima kasih, pujian ataukah janji untuk ulangi kembali apa yang telah kita lakukan.

Setelah istirahat sejenak, Mbak Iin mengambil alih tisue dan membersihkan cairan kental yang belepotan di perutku dan kemaluan saya. Mbak Iin memmbersihkannya dengan mesra dan kadangkala bercanda dengan coba meremas dan membangunkan kembali rudal saya.

“Mbak. Jangan digoda kembali lho, terkecuali ngamuk kembali gimana..?” kataku bercanda.
“Coba aja terkecuali berani, siapa takut..!” jawabnya sambil menirukan iklan di TV.

Setelah membersihkan kemaluanku, dia termasuk membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CD-nya, merapihkan rok, blus dan BH-nya yang kusut. Sementara saya termasuk merapihkan kembali celana saya.

Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke saya penuh bahagia.

“Mbak.., besok senantiasa lho ya jam sepuluh pagi.” saya mengingatkan.
“Pasti donk, mana sih yang nggak pengin sarang burungnya dimasukin burung.” canda dia.
“Apalagi sarangnya telah kosong lama ya Mbak..?” godaku.
“Pasti sedap kok terkecuali telah lama.” jawab dia.

Setelah kita seluruh rapih, Mbak Iin saya antar pulang dengan senantiasa berdekapan, dia tertidur di dadaku, tangan kiri saya untuk mendekap dia dan tangan kanan saya untuk pegang stir.
Sesampainya di tempat tinggal MBak Iin, cuaca tetap gerimis. Mbak Iin tawarkan untuk mampir sebentar di rumah.

“Vi, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu.” ajak Mbak Iin.
“Oke dech, saya parkir dulu mobilnya ya..?”

Sampai di di dalam tempat tinggal Mbak Iin, ternyata Tarno tidak ada. Menurut Bi Inah, pembantu Mbak Iin, katanya Tarno hari ini tidak pulang, sebab diminta atasannya dinas ke luar kota.

“Vi, ternyata Tarno malam ini nggak pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Tarno.” pinta Mbak Iin sambil senyum penuh arti.

Aku mengetahui kemana arah obrolan Mbak Iin.

“Nggak sudi terkecuali tidur di kamar Tarno, saya takut sendirian.” godaku.
“Emangnya takut serupa siapa..?”
“Ya takut terkecuali Mbak Iin nanti nggak nyusul ke kamarku.”

“Ssstt..! Jangan keras-keras, nanti tersedia yang denger.” Mbak Iin cemberut, takut terkecuali tersedia yang dengar.
“Ya udah, saya tidur sendiri di kamar Tarno, terkecuali nanti malam saya dimakan semut, jangan heran lho Mbak..!” saya pura-pura merajuk.

“Nggak usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam terkecuali seluruh orang telah pada tidur, kamu boleh nyusul saya ke kamar, nggak saya kunci kamarku.” bisik Mbak Iin pelan.
“Siip dach..!” saya ceria dan langsung pergi mandi.

Habis mandi, badan saya merasa segar kembali. Saya langsung pergi ke kamar, pura-pura tidur. Tetapi di di dalam kamar saya mengayalkan apa yang bakal saya jalankan nanti sesudah berada di kamar Mbak Iin. Saya bakal bercinta dengan orang yang telah bertahun-tahun saya idamkan.

Jam di kamar saya tunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan suasana di luar kamar telah tampak sepi. Tidak terdengar nada apapun. TV di area keluarga termasuk telah dimatikan Bi Inah kurang lebih jam 11 tadi.

Bi Inah adalah orang yang paling akhir nonton TV sesudah acara Srimulat yang merupakan acara kegemaran Bi Inah. Untuk mempelajari suasana, saya nampak pura-pura pergi ke kamar mandi. sesudah sangat sepi, saya mengendap-endap masuk ke kamar Mbak Iin.

Lampu di kamar Mbak Iin remang-remang. Mbak Iin tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yang makin lama memperindah lekuk tubuh Mbak Iin. Tubuh Mbak Iin yang mungil tetapi padat berisi, nampak tampak prima dibalut daster tersebut. Dengan tidak sabar saya dekap tubuh Mbak Iin yang sedang telentang bagaikan landasan yang sedang tunggu pesawatnya mendarat.

Mbak Iin saya dekap hanya tersenyum sambil berbisik, “Sudah nggak sabar ya..?”
“Ya Mbak, perasaan saat kok berjalan pelaan sekali..”

Saya cium belakang telinganya yang mungil dan ranum, sesudah itu ciuman saya berganti ke pipinya dan pada akhirnya ke bibirnya yang mungil dan termasuk ranum. Kedua tangan Mbak Iin mendekap erat di leher saya. Tangan saya yang kiri saya meletakkan di bawah kepala Mbak Iin untuk merangkulnya.

Sedangkan tangan kanan saya mengfungsikan untuk membelai dan mengelilingi kurang lebih susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan saya mengfungsikan untuk meremas-remas lingkaran luar payudaranya, dan ternyata Mbak Iin telah tidak memakai BH lagi.

Erangan-erangan lembut Mbak Iin merasa nampak dari bibirnya, sedang ke-2 kakinya bergerak-gerak tandanya birahinya merasa timbul. Remasan-remasan tanganku di seputar susunya memperoleh reaksi balasan yang memadai baik, sebab kekenyalan susu Mbak Iin tampak makin lama bertambah.

Cerita Sex – Nafsu Besar Janda Muda Mbak Lin - Tangan kanan saya geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, berubah ke pusarnya, dan pada akhirnya saya mengfungsikan untuk mengusap kewanitaannya. Ternyata Mbak Iin termasuk telah tidak memakai CD, supaya kemaluannya yang bulat dan mononjol, serta kelembutan rambut kemaluannya dapat saya rasakan dari luar dasternya.

Kedua kakinya makin lama melebar, beri tambahan peluang seluas-luasnya tangan saya untuk membelai-belai kewanitaannya. Ciuman saya beberapa saat mendarat di bibirnya, sesudah itu saya alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan pada akhirnya turun ke bawah, lewat celah di bukit kembarnya.


Saya ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akan pada akhirnya menyiumi puting susunya yang telah mengacung. Ketika lidah saya menyium hingga ke putingnya, nafas Mbak Iin tampak mengangsur, tunjukkan kelegaan.

“Uuuccghh.. Allvii..!”

Tali daster yang menggantung di pundaknya, saya pelorotkan supaya menyembullah ke-2 bukit kembarnya yang kenyal, dengan ke-2 putingnya yang telah mengacung dan tegang.

Saya ciumi sekali kembali ke-2 bukit kembarnya, dan saya jilati putingnya dengan lidah. Sementara ke-2 jari dari tangan kanan saya secara sejalan membelai-belai ke-2 selangkangannya, yang kadangkala diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan saya. Belaian ini beri tambahan kehangatan di bibir kewanitaannya, tidak cuman untuk menambah rasa penasaran liang senggamanya.

Jari sedang saya mengfungsikan untuk mebelai-belai bibir luar kemaluannya yang telah sangat basah. Saya usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan mengfungsikan ujung jari, mengakibatkan Mbak Iin makin lama menikmati belaian lembut klitorisnya. Bibir kewanitaannya makin lama merekah dan makin lama basah.

Lidahku tetap menari-nari di ke-2 putingnya yang makin lama keras, jilatan lidah saya beri tambahan sensasi yang kuat bagi Mbak Iin. Terbukti dia makin lama erat meremas rambut saya, deru nafasnya makin lama memburu dan lenguhannya makin lama kencang.

“Uuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh.. eennaaggkk..”

Saya jilati ke-2 putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menghimpit ke-2 susunya dengan ke-2 tangan saya.

Setelah saya bahagia menciumi susunya, ciuman saya ganti ke arah perutnya, saya jilati pusarnya, kembali Mbak Iin sedikit menggelinjang, kemungkinan sebab kegelian. Ciuman tetap saya ganti ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, tetap naik kembali ke atas pahanya, sesudah itu ciuman saya arahkan ke rambut kemaluannya yang lebat.

Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Mbak Iin menggelinjang-gelinjang. Saya membuka bibir kemaluannya yang merekah, saya ciumi dan jilati seputar bibir kewanitaannya, tetap lidah saya diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian saya gigit, kadangkala saya hisap klitorisnya.

Setiap sentuhan lidah saya menjilat pada klitorisnya, tangan Mbak Iin menjambak rambut saya. Kepalanya menggeleng-geleng, dengan dada yang dibusungkan, ke-2 kakinya mendekap erat leher saya, dan kicaunya makin lama tidak karuan, “Uuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..” 

Cairan yang nampak dari kemaluannya makin lama banyak, bau khas liang senggamanya makin lama kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yang nampak dari mulut Mbak Iin makin lama kacau.

Gerakan-gerakan tubuh, kaki dan gelengan-gelengan kepala Mbak Iin makin lama kencang. Dadanya tiba-tiba dibusungkan, ke-2 kakinya tegang dan menjepit kepala saya. Saya mengetahui terkecuali saat ini detik-detik orgasme bakal langsung melanda Mbak Iin.

Untuk beri tambahan tambahan sensasi kepada Mbak Iin, maka ke-2 putingnya saya usap-usap dengan ke-2 jari tangan, dengan mulut senantiasa menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tiba-tiba,

“Aaauughh.. Aallvvii aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!”             Situs Poker Online
Saya senantiasa menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas tetap terengah-engah, Mbak Iin bangun dan duduk.
“Ayo Alvi.., gantian kamu tidur aja telentang..!” kata Mbak Iin sambil menidurkan saya telentang.

Gantian Mbak Iin telungkup di samping saya. Tangannya yang lembut telah merasa mengelus-elus batang kemaluan saya yang telah sangat tegang. Mulutnya yang mungil mencium bibir, tetap turun ke puting. Saya merasa sedikit kegelian disaat dicium puting saya.

Mulutnya tetap turun mencium pusar, dan pada akhirnya saya rasakan tersedia rasa hangat, basah dan sedikit sedotan telah menjalar di rudal saya. Ternyata Mbak Iin merasa mengocok dan mengulum kejantanan saya. Mbak Iin mengulumnya dengan penuh nafsu. Matanya terpejam tetapi kepalanya turun naik untuk mengocok rudal saya.

Kepala kemaluan saya dijilatinya dengan lidah. Tekstur lidah yang lembut tetapi sedikit kasar, mengakibatkan seakan ujung jari kaki saya merasa tersedia getaran listrik yang menjalar di seluruh kepala.

Baca Juga: Cerita Dewasa – Suster Seksi Yang Menggairahkan

Nafsu Besar Janda Muda Mbak Lin - Jilatan lidah di kepala rudal memang sangat enak. Aliran listrik tetap menerus menjalar di sekujur tubuh saya. Kepala Mbak Iin yang naik turun mengocok kejantanan saya yang saya bantu pegangi dengan ke-2 tangan.

Kocokannya makin lama lama makin lama kuat, dan hisapan mulutnya seakan meremas-remas seluruh batang keperkasaan saya. Seluruh pori-pori tubuh saya seakan bergetar dan bergolak. Getaran-getaran yang menjalar dari ujung kaki dan dari ujung rambut kepala, seakan mengalir dan bersatu menuju satu titik, yakni ke arah rudal keperkasaan saya.

Getaran-getaran tersebut makin lama hebat, pada akhirnya kemaluan saya menjadi seolah tanggul yang mencegah air gejolak. Lama-lama pertahanan kemaluanku seakan jebol, dan tiba-tiba saya menjerit.

“Mmmbbakk Yaattii.. aaggkkuu kkelluuaarr..!”

Mendengar saya mengerang sudi keluar, mulut Mbak Iin tidak sudi melepas batang kejantanan saya, tetapi jadi kulumannya dipererat. Mulut Mbak Iin menyedot-nyedot cairan yang nampak dari rudal saya dengan lahapnya, seakan tidak boleh tersedia yang tersisa. Batang kemaluan saya dihisap-hisapnya seakan menghisap es lilin. Sensasinya sungguh sangat dahsyat. Ternyata Mbak Iin sangat ahli di dalam permainan oral.

Nafas saya sedikit tersengal, badan sedikit lemas, sebab seakan-akan seluruh cairan yang tersedia di tubuh, merasa dari ujung kaki hingga dengan kepala, habis nampak tersedot oleh Mbak Iin.

Mbak Iin tersenyum bahagia sambil menggoda, “Gimana rasanya..?”
“Waduh.., Mbak luar biasa..” jawabku sambil tetap terengah-engah.
“Nggak kalahkan dengan yang muda..?” kata Mbak Iin dengan berbangga.
“Yaa mengetahui yang lebih pengalaman donk yang lebih nikmat.”

Kami istirahat sejenak sambil minum. Tetapi ternyata Mbak Iin memang luar biasa. Baru istirahat beberapa menit, tangannya telah merasa bergerak-gerak di perut, di paha dan di selangkangan saya, mengakibatkan rasa geli di sekujur tubuh. Tangannya kembali meremas-remasbatang kemaluan saya.

Karena tetap darah muda, maka hanya sedikit sentuhan, kemaluan saya langsung berdiri dengan gagahnya melacak sasaran. Melihat batang keperksaan saya dengan cepatnya berdiri lagi, muka Mbak Iin tampak berseri-seri. Sambil tangannya senantiasa mengocoknya, kita saling berciuman.

Bibir Mbak Iin yang mungil memang sangat merangsang seluruh laki-laki yang melihatnya. Ciuman yang lembut dengan usapan-usapan tangan saya ke arah putingnya, mengakibatkan birahi Mbak Iin termasuk cepat naik.

Putingnya seakan-akan menjadi tombol birahi. Begitu puting Mbak Iin disenggol, lenguhan nafasnya langsung mengencang, ke-2 kakinya bergerak-gerak, tandanya birahinya menggebu-gebu. Saya usap liang senggamanya dengan tangan, ternyata liang kenikmatan Mbak Iin telah sangat basah.

“Gila bener cewek ini, cepet sekali birahinya..,” pikir saya di dalam hati.
Mbak Iin menarik-narik punggung saya, seakan-akan memberi kode supaya senjata rudal saya langsung dimasukkan ke sarangnya yang telah lama tidak dikunjungi burung pusaka.
“Ayo dong Vi..! Cepetan, Mbak telah nggak tahan nich..!”

Alat berarti saya telah makin lama tegang, dan saya telah tidak sabar untuk merasakan kemaluan Mbak Iin yang mungil. Saya sapukan perlahan-lahan kepala kejantanan saya di bibir kewanitaannya.

Kelihatan sekali terkecuali Mbak Iin mencegah nafas, tandanya agak sedikit tegang, seperti gadis yang baru pertama kali main senggama. Setelah menyapukan kepala rudal saya beberapa kali di bibir kenikmatannya dan di klitorisnya. Akhirnya saya masukkan burung saya ke sarangnya dengan sangat perlahan.

Kedua tangan Mbak Iin meremas pundak saya. Kepalanya sedikit miring ke kiri, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka sangat seksi sekali, tandanya Mbak Iin sangat menikmati proses pemasukan batang kejantanan saya ke liang senggamanya.

Lenguhan lega terdengar disaat kepala kemaluanku membentur di basic liang kenikmatannya. Saya diamkan beberapa saat rudal saya terbenam di liang senggamanya untuk beri tambahan peluang kemaluan Mbak Iin merasakan rudal kenikmatan dengan baik.

Saya pompakan batang kejantanan saya ke liang senggama Mbak Iin dengan metode 10:1, yakni sepuluh kali tusukan hanya 1/2 dari seluruh panjang batang kejantanan saya, dan satu kali tusukan penuh seluruh batang kejantanan saya hingga membentur ujung rahimnya. Metoda ini mengakibatkan Mbak Iin merancau tidak karuan.

Setiap kali tusukan saya penuh hingga ujung, saya kocok-kocokkan kejantanan saya beberapa lama, pada akhirnya saya rasakan kaki Mbak Iin melingkar kuat di pinggang saya. Kedua tangannya mencengkram punggung saya, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang, “Aaacchh.. aauugghh.. Aallvvii.. aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!”

Batang kemaluan saya merasa sangat basah dan dicengkram sangat kuat. Merasakan remasan-remasan pada rudal saya yang sangat kuat, mengakibatkan pertahann saya termasuk seakan makin lama jebol dan akhirnya, “Ccrroot.. croot.. crrot..!” saya termasuk keluar.

Setelah permainan itu, saya sering jalankan jalinan seks berkali-kali, dapat seminggu dua kali saya jalankan jalinan seks dengan Mbak Iin. Ternyata nafsu seks Mbak Iin memadai besar, terkecuali satu minggu saya tidak bermain seks dengan Mbak Iin, pasti Mbak Iin bakal main ke rumah, ataupun sesudah bekerja, dia bakal menelpon saya di kantor untuk menghendaki jatah.

 Saya jalankan jalinan seks dengan Mbak Iin dapat di mana saja, asal tempatnya memungkinkan. Baik di tempat tinggal saya, di tempat tinggal dia, di hotel, di mobil, di garasi, di kamar mandi sambil berendam di bath-tub, di dapur sambil berdiri, bahkan saya dulu bermain seks di atas kap mesin mobil saya.

Cerita Sex – Nafsu Besar Janda Muda Mbak Lin - Ternyata berhubungan seks itu terkecuali dengan perasaan agak takut dan kadangkala tergesa-gesa, beri tambahan pengalaman tersendiri yang memadai mengasyikkan.

Tidak ada komentar:
Write komentar