Rabu, 24 Oktober 2018

Cerita Dewasa - Nikmat Bercinta Dengan Tante Lia


KacangMasPoker - Cerita Dewasa - Nikmat Bercinta Dengan Tante Lia - Wajahku biasa-biasa aja ngak tersedia yang istimewa, tetapi aku memiliki berlebihan kemungkinan agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yakni membawa kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal sementara tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.

Cerita ini berawal dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek merasa dua hari sebelum akan pesta dilangsungkan.

Rumah nenekku tidak benar-benar besar namun keluarga dari ibuku seluruh berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, seluruh datang sekeluarga cuma tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri karena suaminya sedang tugas muncul kota dan belum membawa anak. Tante Lia usianya kira-kira 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk tetapi padat terawat maklum orang kaya.

Karena dirumah telah penuh, maka tante Lia sudi menginap di losmen dekat tempat tinggal nenekku, aku mengantarnya naik motor, lantas tanteku pilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku.

Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Lia, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya.
“Masuk Rano..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya “Baik tante”, jawabku sambil masuk dan menempatkan makanan diatas meja didalam kamarnya. “Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak dapat tidur… kayaknya losmen ini serem deh Rano, menjadi tante agak risau jadinya..”, dia bercerita. “Eh… menunggu dulu ya… tante sudi mandi dulu trus sudi bonceng serupa rano ke Rumah Ibu, tante males sudi naik becak”, sambungnya. “baik tante..”, jawabku.

Tante Lia masuk ke kamar mandi namun aku duduk di kursi yang tersedia di didalam kamar losmennya. Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku terjadi saat kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku terjadi pelan-pelan menuju kamar mandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku kembali menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana lihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat kembali bulu vaginanya yang rapi.

Mungkin tante Lia rajin melindungi dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang. Agak lama aku mengintip tante Lia mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak paham kenapa hingga pada akhirnya tante Lia selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.


“Hayo SMS serupa pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar nada tante Lia didepan ku. “eh enggak tante…masih belum memiliki pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah tentu pikirannya kalut. “Rano… kamu muncul dulu ya… tante sudi ganti busana trus kita berangkat, biar tante sudi makan dirumah ibu aja”, kata tanteku. Aku muncul dari kamarnya dan menunggu diruang loby hingga pada akhirnya tanteku datang dan kita berdua berangkat kerumah nenek.

Malam harinya kira-kira jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Lia cerita serupa ibuku bahwa tante Lia agak kekuatiran tidur sendiri di losmen. Dia menghendaki aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Lia. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah.

Tante lia tiduran sambil menerima telephone dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Lia cerita kembali ditemani aku karena risau keadaan losmen yang seram ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis udara AC memicu ku sudi pipis, aku pergi kekamar mandi dan malai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana didalam berwarna crem yang tersedia digantungan di kamar mandi.

Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana didalam itu, lalu karena penasaran kucium celana didalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny sementara itu, kuulang kembali mencium CD itu dan aku jadi horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.

Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Lia sementara ini tidur ngak pake CD dan saat muncul dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang sementara itu terlentang dengan dengkuran yang halus, tetapi tidak dapat kulihat dengan paham karena lampu kamar yang redup.

Malam itu aku ngak dapat tidur, terbayang tubuh tante Lia yang kembali mandi terhitung terbayang Cdnya terhitung terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku didalam hati.

Kulirik jam telah menunjukkan pukul 2 dini hari, tetapi mataku ngak dapat terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:

Ranoo… Rano.” Aku pura-pura ngak mendengar. “Ran…ranoo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran. “Iya tante Lia tersedia apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas. “Tolong Rano tante pinjam selimutnya, ngak paham nih tante kedinginan..”, balasnya. Aku bangun dan terjadi menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja rano disamping tante…”

“Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku jadi deg-degan, maklum otakku merasa ditumbuhi hal-hal porno. “Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil menjadi untuk berdua perlu mepet.

Tante Lia miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya tertib dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, tersedia desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku.

Aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, makin lama kudekatkan dan makin lama melekat aku makin lama merasakan kehangatan itu.

Aku waspada sekali risau tante Lia terbangun aku menyingkapkan daster anggota belakang tante Lia keatas, oww… muncul paham buah pinggulnya yang kembar benar-benar mulus, maklum belum memiliki anak, dan di antara dua belah pantatnya aku lihat tersedia sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya.

Pikiranku makin lama tak karuan dan kulihat penisku, muncul diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.

Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu punya tante Lia, “ohh…”, aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menghimpit vagina tante Lia, tetapi aku tidak tahan mencegah suatu hal yang hendak meledak muncul dari didalam penisku dan croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,

Baca Juga: Cerita Dewasa - Sungguh Nikmat Bercinta Dengan Dosen Di Kampus

 Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan didalam tante lia, karena risau tante Lia terbangun maka aku langsung tidur, dengan senyum penuh kepuasan.

“Rano…bangun telah jam 8 pagi”, sayup kudengar tersedia orang membangunkanku, aku langsung mengakses mata dan lihat tante Lia telah selesai mandi. Tante Lia Mengenakan handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku:

“Rano tadi malam kamu mimpi ya..? “Eng…”, belum sempat aku menjawab tante lia meneruskan bicaranya. “Berarti saat ini kamu telah aqil balig, kamu perlu mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Lia.

“Maaf tante… Rano ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku didalam hati. “Nah lihat ku… burung kamu bangun merasa tadi…”, kata tante lia sambil matanya lihat kebawah peruntuku.

Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan merasa pagi tadi dilihat serupa tante Lia. “Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.

“Jangan dimasukkan dulu rano…! rano kan telah dewasa sekarang… tetapi rano belum diketahui rano itu sempurna apa tidak…”, kata tante Lia. “Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku sebenarnya ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.

“Kadang tersedia orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus tersedia yang impoten pada akhirnya ditinggal pergi serupa istrinya, menjadi tante pingin paham Rano sempurna apa tidak, kamu keluarin kembali deh burungnya!”, perintah tante Lia, Akupun spontan mengeluarkan kembali penisku dari didalam celanaku yang kebetulan masih kaku.

Kulihat Tante Lia menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante lia berbicara “Rano diam aja ya nanti, Rano pejamkan mata aja terkecuali risau sakit, ini Cuma tes aja koq. “Baik tante.”

Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku  tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah agar aku merasa sedikit geli dan terperanjat.

“Emm..”, aku berguman sambil terpejam. “Kenapa rano…sakit..??”, agak berbisik nada tante lia dengan nafas sedikit bernafsu. “Enggak tante…ngak apa-apa.”

Ada sedikit gerakan yang dijalankan tante Lia agar vaginanya menghimpit penisku kearah atas trus kebawah dan itu terjadi beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku agar tidak bersuara, aku mengakses sedikit mataku inginkan lihat wajah tante Lia, ternyata tante Lia memejamkan matanya terhitung sambil menggigit bibirnya juga, gesekan pada vagina tante Lia dan penisku makin lama licin agar berbunyi “tet… pret… pret… pret…” tiap tiap tante Lia memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.

Kemudian tante Lia berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak tertib bilang: “Rano… saat ini tes paling akhir ya…“iya tante… Rano siap”.

Aku merasakan jari tante Lia memegang penisku anggota tengahnya, sesaat lantas aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar agar enteng masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.

Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yakni tante Lia berupaya untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya tetapi agak kesulitan.

Kurasakan tekanan tante Lia makin lama kuat pada penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak agar aku muncul suara.

“aakh…” Tante Lia menghentikan gerakannya . “Gimana rano… Sakit..?? “Enggak tante ngak apa apa…”

Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan pada kepala penisku dan batangnya, tadi kemungkinan kepalanya telah melalui cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante lia. “Akh… akh…”, tiba-tiba tante lia bersuara.

Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin lama kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat mencegah suatu hal yang dapat muncul dari didalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Lia.

Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia beberapa sementara kuliahat tante lia masih memejamkan matanya… “Udah tante tesnya…??”, tanyaku.

“Emm udah… Rano, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepas penisku divaginanya, trus tante lia terjadi ke kamar mandi.

Aku lihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, tersedia yang kental tersedia yang bening beberapa kembali tersedia di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir didalam hati.

Seandainya tes ini dijalankan tiap tiap hari, kemungkinan aku tidak adak menolaknya…

Tidak ada komentar:
Write komentar