Jumat, 16 November 2018

Cerita Dewasa - Keperawananku Direnggut Pria Beristri


KacangMasPoker - Cerita Dewasa - Keperawananku Direnggut Pria Beristri - Kisah seorang cewek abg bernama Dina yang terenggut keperawanannya oleh seorang pria dewasa yang udah beristri. Benar kata orang “love is blind”, karena cinta buta Dina merelakan keperawanannya untuk orang yang dicintainya. Seperti apa cerita dewasa dan kisah pengalaman pertama Dina hilang keperawanan, selanjutnya ceritanya…

Sebelumnya perkenalkan, namaku Dina… pertama kali aku mengenal cinta, dunia ini menjadi terasa indah bagiku. Hanya sayangnya cinta pertamaku ini jatuh tidak pada orang yang tepat. Dia seorang pria beristri dan berkeluarga. Jadilah cinta kami terjadi sembunyi-bunyi. Aku mengenal pria selanjutnya saat mampir pada acara ulang tahun temenku. Dia pas itu menjadi event organizer acara tersebut.

Cerita Sex Dewasa Perselingkuhan Dita
Cerita Sex Dewasa Perselingkuhan Dita
Pertama melihatnya aku udah jatuh hati padanya. Selain dia pria yang ganteng badannya termasuk atletis, siapa saja cewek tentu dapat jatuh hati kepadanya.

“Dina, ini MAS, dia yang nyelenggaraan pesta ini, asik kan pestanya. Kamu nemenin MAS ngobrol ya”. Temanku itu tau kalo aku suka bersama pria yang umurnya jauh lebih tua dari aku.

Kami menjadi asik ngobrol ngalor ngidul. Dia sangat humoris supaya aku selalu terpingkal-pingkal mendengar guyonannya. Makin lama guyonannya jadi mengarah yang vulgar, aku sih ok aja. Ketika acara makan, dia menemani aku nikmati hidangan yang tersedia. Ketika acara dansa, dia mengajak aku turun, saat itu lagunya slow. Aku larut dalam dekapannya yang sangat mesra. Dia berbisik:

“Dina, kamu cantik sekali, kamu yang paling cantik dari semua prempuan yang dateng ke pesta ini. Aku suka kamu Din”. “Mas kan dah mempunyai keluarga, matang sih suka ma abg kaya aku”.
“Justru karena kamu masih abg, kecantikan kamu masih sangat alami, bukan polesan make up yang tebal”.

Memang sih dandananku biasa saja, tanpa make up yang tebal. Perempuan mana sih yang gak suka dipuji Laki-laki yang kebetulan dikaguminya. Ketika pulang dia mengantarkan aku pulang, sebelum akan aku turun dari mobil, pipiku dikecupnya,

“Kapan-kapan kita ketemuan ulang ya Din, ni nomor hpku”. Kami bertukaran nomor hp.

Sejak pertemuan pertama itu, kami sering jumpa di mal, di bioskop atau ditempat fitnes.

Karena dia tau aku suka fitnes, makanya diapun mendaftar menjadi member ditempat aku biasa fitnes. Karena sering ketemu, hubungan kami jadi lama jadi akrab. Dia adalah Laki-laki pertama yang mencium bibirku. Itu kejadiannya saat kami sedang dibioskop. Karena bukan weekend, kuantitas penontonnya sedikit, supaya dia milih daerah duduk yang jauh dari penonton lain. Dia berbisik:

“Din, aku sayang banget ma kamu. Kamu?’
“Aku termasuk sayang ma Mas, sayangnya ma dah keluarga ya”.
“Kita jalani aja dulu Din, gak apa kan kalo backstreet kaya gini. Pokoknya aku dapat mengupayakan untuk ketemu kamu sesering mungkin, sayang”. Dia meluncurkan rayuan mautnya, supaya aku jadi berbunga-bunga.
“Din..”, panggilnya lagi. aku menoleh karahnya.

Karena duduk kami berdempetan, dia langsung merangkul pundaknya dan mendekatkan bibirnya ke bibirku. aku memejamkan mataku, terasa lembut sekali bibirnya menyentuh bibirku, kemudian terasa bibirnya terasa mengisap bibirku. aku pasrah saat dia memadai lama mengecup bibirku.

“Mas”, desahku saat dia melepaskan bibirnya, seakan aku gak mau dia melepaskan bibirku.

Diapun mengecup bibirku lagi, kali ini lebih lama lagi. Demikianlah sepanjang film itu kami tidak nikmati filmnya tapi aku nikmati bagaimana bibirnya mengulum-ngulum bibirku.

“Mas, aku sayang sekali ma mas, aku mau menjadi pacar mas”.

Sejak perihal di bioskop itu, kami menjadi teratur berciuman kalo ketemu, paling tidak kami melakukannya sebentar di mobil sebelum akan mobil jalur atau sebelum akan aku turun didepan rumahku. Temenku mengingatkan aku supaya jangan sangat larut dalam berhubungan bersama Mas, karena dia dah berkeluarga.

“Nanti kamu yang nyesel lo kalo dia mesti mutusin hubungan kamu bersama dia”. Tapi aku tidak mengindahkan saran temanku. Aku seakan buta tertutup cinta yang jadi lama jadi berkobar-kobar.

Sampai suatu weekend, dia mengajakku ke satu vila diluar kota, katanya dia mau survei daerah itu karena dapat diselenggarakan perhelatan disana.

“Temenin aku yuk, mumpung sanggup keluar kota ma kamu. Mau ya sayang”. Karena aku dah lama pingin berdua dia seharian, aku turuti saja ajakannya.

Ke ortu, aku pamit mo jalur ma temen2 ke vila mereka. Aku seneng sekali saat dah duduk disebelahnya dalam mobilnya. Mobilnya meluncur arah luar kota. Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain yang memadai tidak tebal berwarna putih supaya bentuk bokongku yang bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CD ku hingga kelihatan sekali bersifat segitiga.

Atasannya aku mengenakan pakaian kaos putih ketat dan polos supaya bentuk toketku yang membulat keluar jelas, kaosku yang memadai tidak tebal membawa dampak braku yang berwarna putih terpampang paham sekali.

“Din, kamu seksi sekali deh pake pakean kaya gitu”.
“Mas suka kan”. “Suka banget, palagi kalo amu gak pake pakaian Din”.
“Ih mas, terasa deh genit, aku turun disini aja deh”, aku pura-pura merajuk, padahal dalam hati seneng sekali mendengar pujiannya.
“Ya udah turun aja he he”, tertawanya berderai saat dia menyebutkan perihal itu, tetpi mobil selalu melaju kencang. “Katanya disuruh turun, kok gak minggir”.
“Loncat aja kalo berani”.
“mas, iih”, kataku sambil mencubit pinggangnya, mesra.

Dia menggeliat kegelian,

“Jangan diklitikin dong, nanti nabrak lo”.
“abis mas sih terasa duluan”. Sepanjang jalur kami bercanda rian, sesekali tangannya gantian menggelitiki pinggangku, supaya aku menggelinjang.

Kadang tangannya mendarat di pahaku dan mengelus2nya sampe kedeket pangkal pahaku. aku menjadi merinding karena rabaannya. Maklum deh dia pria pertama yang melakukan perihal ini.

“Maas”, aku hanya melenguh saat pahaku dielus-elus begitu.

Karena aku tidak menolak, maka dia meneruskan elusannya dipahaku. aku menjadi gelisah, dudukku gak sanggup diam, ada rasa geli bercampur nikmat dan aku terasa pingin kencing.

“Mas maih jauh ya”.
“Napa Din”.
“aku pingin pipis”.
“Bentar ulang termasuk sampe. Itu bukan pingin pipis biasa Din”.
“abis apaan?”
“Pasti kamu terangsang ya karena aku ngelus2 paha kamu”.
“Ih”, kucubit ulang pinggangnya.

Mobilnya udah masuk ke satu vila. Ada seorang bapak-bapak yang menyambut di gerbang vila. Dia orang yang ditugaskan pemilik vila untuk menunggui vila itu. Aku keluar dari mobil, turut bersama dia melihat lokasi. Vilanya tidak sangat besar tapi halamannya luas. Dia terasa mengeluarkan catatannya, mengukur sana mengukur sini, mencoret2 di buku catatannya. Kadang dia menanyakan pendapatku tentang satu hal. Aku menjawab setauku saja.

“Setelah selesai, dia bicara kepada si bapak,
“Pak kami mo menginap di vila ini”.
“Iya, yang mempunyai dah kasi tau bapak, ya silahkan saja pak. udah aku sediakan makanan secukupnya di lemari es, kalo mo makan ya silahkan dihangatkan dulu. soalnya papa mo pulang”. Si papa meninggalkan kami berdua.
“Din, kami honimun ya”, katanya sambil tersenyum.

Aku menjadi berdebar2 membayangkan apa yang akan dilakukannya padaku. Aku sering mendengar cerita teman2ku yang udah dulu berhubungan sex bersama cowo2nya, mendengar betapa nikmatnya kalo memek kemasukan kontol. Aku menjadi merinding sendiri, aku pingin termasuk mengalami kenikmatan itu.

Aku menghempaskan pantatku di sofa, dia menyusulku segera dan duduk rapat di sampingku,

“Dina sayang” katanya sambil menggenggam erat dan mesra ke-2 belah tanganku.

Selesai bicara begitu dia mendekatkan mukanya ke wajahku, bersama cepat dia mengecup bibirku bersama lembut. Hidung kami bersentuhan lembut. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Aku pas kukecup tadi memejamkan mata,

“Aku pingin melakukan itu ma kamu, sayang. Kamu bersediakah?”, rayunya lebih lanjut.

Dia mengupayakan mengecup bibirku lagi, tapi bersama cepat aku melepaskan tangan kananku dari remasannya, dadanya kutahan bersama lembut.

“Mass” bisikku lirih. “Dina sayang, mau ya”, rayunya lagi.
“Tapi mass, aku cemas Mas”, jawabku.
“Takut apa sayang, katakanlah”, bisiknya ulang sambil meraih tanganku.
“Aku cemas Mas nanti meninggalkan aku”, bisikku.

Dia menggenggam kuat ke-2 tanganku lalu secepat kilat dia mengecup bibirku.

“Dina sayangku, aku tetap terang tidak sanggup menjanjikan apa-apa mirip kamu tapi percayalah aku dapat membuktikannya kepadamu, aku dapat selalu sayang mirip kamu”, bujuknya untuk lebih meyakinkanku.
“Tapi Mas” bisikku masih ragu.
“Din, percayalah, apa aku mesti bersumpah sayang, kami memang masih baru beberapa bulan kenal sayang, tapi percayalah, yakinlah sayang, kecuali Tuhan berharap kami tentu selalu bersama sayang”, rayunya lagi.
“Lalu kecuali aku hingga hamil gimana mass?” ujarku sembari menatapnya.
”Aah, jangan khawatir sayang, aku dapat bertanggung jawab seluruhnya kecuali kamu hingga hamil, bagaimana sayang?” bisiknya.

Rasioku udah tidak jalur bersama baik, tertutup oleh rayuan mautnya dan rasa inginkan merasakan kenikmatan yang jadi menggebu.

Tangannya bergerak jadi berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini terasa meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan tetap ke lengan hingga ke bahu lalu diremasnya bersama lembut. Dia memandangi toketku dari balik pakaian kaosku yang ketat,

“Mas mesti janji dulu sebelum…” aku tak melanjutkan ucapanku.
“Sebelum apa sayang, katakanlah”, bisiknya tak sabar.

Kini jemari tangan kanannya terasa jadi nekat menggerayangi pinggulku, saat jemarinya merayap ke belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya bersama gemas.

“aahh… Mas”, aku merintih pelan.
“Mas aah mmas.. aku mau menyerahkan seluruhnya asal Mas mau bertanggung jawab nantinya”, aku berbisik jadi lemah, pas itu jemari tangan kanannya bergerak jadi menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan terasa mengelus gundukan bukit memekku.

Diusapnya perlahan dari balik celanaku yang sangat ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di selangkanganku dan bukit memekku itu udah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, pas jemari tangannya terasa meremas perlahan. Dia mendekatkan mulutnya ulang ke bibirku hendak mencium, tapi aku mencegah dadanya bersama tangan kananku,

“eeehh Mas..berjanjilah dulu Mas”, bisikku di pada desahan nafasnya yang terasa sedikit memburu.
“Oooh Dina sayang, aku berjanji untuk bertanggung jawab, aahh aku inginkan keperawananmu sayang”, ucapnya.

Sementara jemari tangannya yang sedang berada di sela-sela selangkangan pahaku itu meremas gundukan memekku lagi.

“Ba.. baiklah Mas, aku yakin mirip Mas”, bisikku.
“Jadi?” tanyanya.
“hh. lakukanlah mass, aku punya Mas seutuhnya.. hh..” jawabku.
“Benarkah? ooh..Dina sayanggg.” Secepat kilat bibirku ulang dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot.

Hidung kami bersentuhan lembut. Dengus nafasku terdengar memburu pas dia mengecup dan mengulum bibirku memadai lama.

Dia mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku terasa berani membalas cumbuannya bersama menggigit lembut dan mengulum lidahnya bersama bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil pas bibir kami saling mengecup. “aah Dina sayang, kamu pintar sekali, kamu dulu mempunyai pacar yaach?” tanyanya curiga.

“Mm aku belum dulu mempunyai pacar Mas, kan Mas yang sepanjang ini ngajari aku ciuman”, sahutku.
“Wah kamu belajarnya cepat seklai ya, jangan-jangan kamu sering nonton film porno yaa?” godanya.

Aku tersenyum malu, dan wajahku pun tiba-tiba bersemu merah, aku menundukkan mukaku, malu.

“I…iya Mas, beberapa kali”, sahutku tetap terang sambil selalu menundukkan muka.
“Dina sayang, kamu nggak kecewa khan karena aku sangat sangat inginkan keperawananmu sayang?” tanyanya. “Aku serahkan apa yang sanggup aku persembahkan membuat Mas, aku ikhlas, lakukanlah Mas kecuali Mas sangat menginginkannya”, sahutku lirih.

Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku terasa bergerak menghimpit ke gundukan memekku yang masih perawan, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah bersama gemas. Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, pas wajahku keluar sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya bersama tangan kiri dan dia mencium rambutku.

“Oooh masss”, bisikku lirih.
“Enaak sayang diusap-usap begini”, tanyanya.
“hh… iiyyaa mass”, bisikku polos.

Jemarinya kini bukan hanya mengusap tapi terasa meremas bukit memekku bersama sangat gemas.

“sakit Mas aawww” aku memekik kecil dan pinggulku menggelinjang keras.

Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat muka dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku supaya lebih merapat ke badannya lalu ulang dia mengecup dan mencumbu bibirku bersama bernafsu.

Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, terasa dari pangkal paha tetap ke atas menelusuri pinggang hingga ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu terasa mendaki perlahan, kelanjutannya jemari tangannya saat itu juga meremas kuat toketku bersama gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya, “aawww… Mas sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya”, protesku. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas ke-2 toketku bersama lebih lembut. Aku menatapnya dan melepaskan tangannya menjamah dan meremas-remas ke-2 toketku.

“Auuggghh..” tiba-tiba dia menjerit memadai keras dan meloncat berdiri. Aku yang tadinya sedang nikmati remasan pada toketku menjadi ikutan kaget.
“Eeehh kenapa Mas?”
“Aahh anu sayang… kontolku sakit nih”, sahutnya sambil buru-buru terhubung celana panjangnya di hadapanku.

Aku tak menyangka dia berbuat demikianlah hanya memandangnya bersama terbelalak kaget. Dia terhubung sekalian CD ku dan “Tooiiing”, kontolnya yang udah tegang itu segera mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun .

“aawww… Mas jorok”, aku menjerit kecil sambil memalingkan mukaku ke samping dan menutup mukaku bersama tangan. “He…he…” dia terkekeh geli, batang kontolnya udah kelihatan tegang berat, urat-urat di
permukaan kontolnya hingga menonjol keluar semua.

Batang kontolnya bentuknya montok, berurat, dan besar. Sementara aku masih menutup muka tanpa bersuara, dia mengocok kontolnya bersama tangan kanannya,

“Uuuaahh…nikmatnya”.
“Din sebentar yaa… aku mau cuci kontolku dulu yaa… bau nih soalnya”, katanya sambil ngibrit ke belakang, kontolnya yang sedang “ON” tegang itu menjadi terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sana ke mari saat dia berlari.

Aku masih terduduk di atas sofa dan begitu melihatnya keluar berlari tanpa mengfungsikan celana menjadi terperanjat ulang melihat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik turun. “aawww…” teriakku ulang sembari menutup mukaku bersama ke-2 jemari tanganku.

“Iiihh… Din… cemas apa sih, kok mukanya ditutup begitu”, tanyanya geli.
“Itu Mas, kontol Mas”, sahutku lirih.
“Lhoo… katanya udah sering nonton BF kok masih takut, kamu kan tentu udah melihat di film itu kecuali kontol cowok itu bentuknya gini”, sahutnya geli.
“Iya…m..Mas, tapi kontol Mas mm besar sekalii”, sahutku masih sambil menutup muka.
“Yaach… ini sih kecil dibanding di film nggak ada apa-apanya, itu khan film barat, kontol mereka jauh lebih gueedhee… kecuali kontolku kan ukuran orang Indonesia sayang, ayo sini dong kontolku kamu pegang sayang, ini kan punya kamu juga”, sahutnya nakal.
“Iiih… malu aah Mas, jorok.”
“Alaa.. malu-malu sih sayang, aku yang telanjang saja nggak malu mirip kamu, masa kamu yang masih pakaian lengkap malu, ayo dong sayang kontol Mas dipegang biar kamu sanggup merasakan punya kamu sendiri”, sahutnya sembari meraih ke-2 tanganku yang masih menutupi mukaku. pada awalannya aku menampik sambil memalingkan wajahku ke samping, tapi sehabis dirayu-rayu kelanjutannya aku mau juga.

Kedua tanganku dibimbingnya ke arah selangkangannya, tapi ke-2 mataku masih kupejamkan rapat. Jemari ke-2 tanganku terasa menyentuh kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Mulanya jemari tanganku hendak kutarik ulang pas menyentuh kontolnya yang ngaceng tapi karena dia memegang ke-2 tanganku bersama kuat, dan memaksanya untuk memegang kontolnya itu, kelanjutannya aku hanya menurut saja.

Pertama kali aku hanya mau memegang bersama ke-2 jemarinya. “Aah… tetap sayang pegang erat bersama ke-2 tanganmu”, rayunya penuh nafsu.

“Iiih… keras sekali Mas”, bisikku sambil selalu memejamkan mata.
“Iya sayang, itu tandanya aku sedang ngaceng sayang, ayo dong digenggam bersama ke-2 tanganmu, aahh…” dia mengerang nikmat pas tiba-tiba saja aku bukannya menggenggam tapi jadi meremas kuat.

Aku terpekik kaget, “Iiih sakit mass…” tanyaku.

Aku menatapnya gugup.

“Ooouhh jangan di lepaskan sayang, remas layaknya tadi lekas sayang oohh…” erangnya lirih.

Aku yang mula-mula agak gugup, menjadi paham lalu jemari ke-2 tanganku yang tadi sedikit merenggang kini bergerak dan meremas kontolnya layaknya tadi. Dia melenguh nikmat. Aku kini udah berani menatap kontolnya yang kini sedang kuremas, jemari ke-2 tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala kontolnya. Jemari kiri berada di atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas kontolnya. .dia hanya sanggup melenguh panjang pendek.

“.sshh…Din… terusss sayang, yaahh… ohh…ssshh”, lenguhnya keenakan.

Aku memandangnya sambil tersenyum dan terasa mengusap-usap maju mundur, sehabis itu kugenggam dan kuremas layaknya mula-mula tapi kemudian aku terasa memompa dan mengocok kontolnya itu maju mundur.

“Aakkkhh… ssshh” dia menggelinjang mencegah nikmat.

Aku jadi bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, ke-2 tanganku bergerak jadi cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia jadi tak terkendali,

“Din… aahhgghh… sshh…awas pejuku mau keluarr” teriaknya keras.

aku meloncat berdiri begitu dia menyebutkan kata-kata itu, aku melepaskan remasan tanganku dan berdiri ke sebelahnya, pas pandangan mataku selalu ke arah kontolnya yang baru kukocok.

“Kamu kok lari sih…” bisiknya lirih disisiku.
“Tadi katanya pejunya mau keluar mass… kok nggak jadi?” tanyaku polos.

Rupanya dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang pejunya mau keluar.

Dia meraih tubuhku yang berada di sampingnya dan dipeluknya bersama gemas, aku menggelinjang pas dia merapatkan badannya ke tubuhku supaya toketku yang bundar montok menghimpit dadanya yang bidang. Aku merangkulkan ke-2 lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku bersama mesra, kemudian dilumatnya bibirku hingga aku megap-megap kehabisan napas. Terasa kontolnya yang masih full ngaceng itu menghimpit kuat bagian pusarku, karena memang tubuhnya lebih tinggi dariku.

Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari tangannya terasa menggerayangi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari ke-2 tangannya udah berada di atas bulatan ke-2 belah bokongku. Diremasnya bersama gemas, jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam cumbuannya. Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan supaya mau tak mau kontolnya yang selalu tegang itu menjadi terdesak perutku lalu menghadap ke atas. Aku tak memberontak dan diam saja.

Sementara itu dia terasa menggesek-gesekkan kontolnya yang tegang itu di perutku. Namun baru termasuk 10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil,

“Kamu apaan sih kok ketawa”, tanyanya heran.
“Abisnya… Mas sih, kan aku geli digesekin kaya gitu”, sahutku sambil tetap tertawa kecil.

Dia segera merengkuh tubuhku ulang ke dalam pelukannya, dan aku tak menampik pas dia menyuruhku untuk meremas kontolnya layaknya tadi. Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat.

“aagghh… Din… tetap sayang…” bisiknya mesra.

Wajah kami saling berdekatan dan aku melihat wajahnya yang sedang meringis mencegah rasa nikmat.

“Enaak ya mass…” bisikku mesra. Jemari tanganku jadi gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan terasa kukocok layaknya tadi.

Dia melepaskan kecupan dan pelukanku.

“Gerah nih sayang, aku membuka pakaian dulu yaah sayang”, katanya sambil tetap mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke samping.

Kini dia sangat polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih selalu mengocok kontolnya maju mundur.

“Sayang… kau suka yaa mirip kontolku”, katanya.

Sambil selalu mengocok kontolnya aku menjawab bersama polos.

“suka sih Mas… habis kontol Mas lucu juga, keras banget Mas kayak kayu”, ujarku tanpa malu-malu lagi.
“Lucu apanya sih?” tanyanya.

Aku memandangnya sambil tersenyum

Baca Juga: Cerita Dewasa - Bercinta Dengan Istri Dan Tiga Anak Kandungku

“pokoknya lucu saja”, bisikku lirih tanpa penjelasan.
“Gitu yaa… kecuali memek kamu layaknya apa yaa… aku pingin lihat dong”, katanya.

Aku mendelik sambil melepaskan tanganku dari kontolnya.

“Mas jorok ahh…” sahutku malu-malu. “Ayo, aku udah kepengen ngerasain nih… aku membuka ya celana kamu”, katanya lagi.

Dan bersama cepat dia berjongkok di depanku, ke-2 tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. Pada awalannya aku agak memberontak dan menampik tangannya tapi begitu aku melihat wajahnya yang tersenyum padaku kelanjutannya aku hanya pasrah dan mandah pas jemari ke-2 tangannya terasa gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yang berwarna putih itu.

Mukanya sama di depan selangkanganku supaya dia sanggup melihat gundukan bukit memekku dari balik celana ketatku. Dia jadi tak sabar, dan begitu menemukan ritsluitingku segera ditariknya ke bawah hingga terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk supaya bersama ringan dia meloloskan dan memplorotkan celanaku hingga ke bawah. Sementara pandangannya tak dulu terlepas dari selangkanganku, dan kini terpampanglah di depannya CD ku yang berwarna putih bersih itu kelihatan sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CD ku yang memadai tidak tebal itu ada warna kehitaman, jembutku. Waahh… dia melihat ke atas dan aku menatapnya sambil selalu tersenyum.

“Aku buka ya.. CD nya”, tanyanya.

Aku hanya menganggukan kepala perlahan. Dengan gemetar jemari ke-2 tangannya ulang merayap ke atas menelusuri dari ke-2 betisku tetap ke atas hingga ke-2 belah paha, dia mengusap perlahan dan terasa meremas.

“Oooh…Masss” aku merintih kecil.

Kemudian jemari ke-2 tangannya merayap ke belakang kebelahan bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet CD ku yang bagian atas, sreeet… secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu bersama gemas dan kini terpampanglah udah daerah ‘forbidden’ ku.

Menggembung membentuk layaknya sebuah gundukan bukit kecil terasa dari bawah pusarku hingga ke bawah di pada ke-2 belah pangkal pahaku, pas di bagian sedang gundukan bukit memekku terbelah membentuk sebuah bibir tidak tipis yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang memek ku. Dan di kira-kira situ ada jembut yang memadai lebat.

“Oohh.. Din, indahnya…” Hanya kata-kata itu yang sanggup diucapkan pas itu.

Dia mendongak saat aku sedang terhubung pakaian kaosku, sehabis melemparkan kaos sekenanya ke-2 tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak terhubung braku dan tesss… bra itupun terlepas jatuh di mukanya. Selanjutnya aku melepaskan termasuk celana dan CD ku yang masih tersangkut di mata kakiku, lalu sambil selalu berdiri di depannya, aku tersenyum manis kepadanya, biarpun wajahku sedikit memerah karena malu.

Toketku bersifat bulat layaknya buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yang kelihatan berwarna merah muda kecoklatan.

“kamu cantik sekali sayang”, bisiknya lirih.

Aku mengulurkan ke-2 tanganku kepadanya mengajaknya berdiri lagi.

“Mass… aku udah siap, aku sayang mirip Mas, aku dapat serahkan seluruhnya layaknya yang Mas inginkan”, bisikku mesra.

Dia merangkul tubuhku yang telanjang. Badanku layaknya kesetrum pas kulitku menyentuh kulit nya, ke-2 toketku yang bulat menghimpit lembut dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar pas mengusap punggungku yang telanjang,

“Aahh.. Din kami ngentot di kamar yuk, aku udah kepingin ngen tot sayang”, bisiknya tanpa malu-malu lagi.

Aku hanya tersenyum dalam pelukannya. “Terserah Mas saja, mau ngentotnya dimana”, sahutku mesra.

Dengan penuh nafsu dia segera meraih tubuhku dan digendongnya ke dalam kamar. Direbahkannya tubuhku yang telanjang bulat itu di atas kasur busa di dalam kamar tengah, daerah tidur itu tak sangat besar, untuk 2 orang pun mesti berdempetan. Suasana dalam kamar kelihatan gelap karena semua gorden tertutup, gorden yang berada dalam kamar ini mirip sekali tidak menghadap ke jalur lazim tapi menghadap ke kebun di belakang. Dia segera terhubung gorden supaya cahaya matahari sore sanggup masuk, dan benar saja begitu disibakkan cahaya matahari dari arah barat segera menerangi semua isikan kamar.

Dia memandangi tubuhku yang telanjang bulat di ranjang. Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia udah tak sabar inginkan segera memasuki memekku.

“Buka pahamu sayang, aku inginkan mengen totimu sekarang”, bisiknya bernafsu.
“Mass…” aku hanya melenguh pasrah pas dia setengah menindih tubuhku dan kontolku yang tegang itu terasa menusuk celah memekku, tangannya tergetar pas membimbing kontolnya mengelus memekku lalu menelusup di pada ke-2 bibir memekku.
“Sayang, aku masukkan yaah… kecuali sakit bilang sayang.. kamu kan masih perawan.”
“Pelan-pelan Mas”, bisikku pasrah.

Lalu bersama jemari tangan kanannya diarahkannya kepala kontolnya ke memekku. Aku memeluk pinggangnya mesra, pas dia mencari liang memekku di pada belahan bukit memekku. Dia mencoba untuk menelusup celah bibir memekku bagian atas tapi sehabis ditekan ternyata jalur buntu.

“Agak ke bawah Mas, aahh tidak cukup ke bawah ulang Mas… mm.. yah tekan di situ Mas… aawww pelan-pelan Mas sakiiit”, aku memekik kecil dan menggeliat kesakitan.

Akhirnya dia sukses menemukan celah memekku itu sehabis aku menuntunnya, diapun terasa menghimpit ke bawah, kepala kontolnya dipaksanya untuk menelusup ke dalam liang memekku yang sempit. Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi ulang untuk segera sanggup membenamkan kontolnya seluruhnya ke dalam liang memekku. Aku terasa merintih dan memekik-mekik kecil saat kepala kontolnya yang besar terasa sukses menerobos liang memekku yang sangat-sangat sempit sekali.

“Tahan sayang…aku masukkan lagi, sempit sekali sayang aahh”, erangnya terasa merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya sukses masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku.
“aawwww…. masss sakiit…” teriakku memelas, tubuhku menggeliat kesakitan.

Dia mengupayakan menentramkan aku sambil mengecup mesra bibirku dan dilumat bersama perlahan. Lalu,

“tahan sayang, baru kepalanya yang masuk sayang, aku tekan ulang yaah”, bisiknya.

Tiba-tiba dia mencabut ulang kontolnya yang baru masuk kepalanya saja itu bersama perlahan.

“Ah… sayang, aku masukin nanti saja deh, liang memekmu masih sangat sempit dan kering sayang.”
“memekku sakit Mas”, erangku lirih.
“Yahh… aku paham sayang kamu kan masih perawan, kami bercumbu dulu sayang, aku kepingin melihat kamu nyampe”, bisiknya bernafsu.

Segera dia merebahkan badannya di atas tubuhku dan dipeluknya bersama kasih sayang,

“Din… hh.. bagaimana perasaanmu sayang”, bisiknya mesra. Aku memandangnya dan tertawa renyah.
“mm… aku suka sekali bersama Mas layaknya ini, rasanya nikmat ya Mas berpelukan sambil telanjang kaya gini”, ujarku polos.
“Iyaa sayang, anggaplah aku suamimu pas ini sayang”, bisiknya nakal.
“Iih.. Mas, Mas cumbui isterimu dong, beri istrimu kenik…mmbhh”, belum sempat aku selesai ngomong, dia udah melumat bibirku.

Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya bersama mesra. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku segera mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku terasa pundak tetap ke bawah hingga ke pinggul dan diremasnya bersama gemas. Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia terasa menggoyangkan semua badannya menggesek tubuhku yang bugil khususnya pada bagian selangkangan di mana kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menghimpit gundukan bukit memekku.

Dia menggerakkan pinggulnya secara memutar sambil menggesek-gesekkan batang kontolnya di permukaan bibir memekku sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian, beberapa kali kepala kontolnya yang tegang keliru sasaran memasuki belahan bibir memekku seolah dapat menembus liang memekku lagi. Aku hanya merintih kesakitan dan memekik kecil,

“Aawwww… Mas saakiit”, erangku.
“Aahh.. Din… memekmu empuk sekali sayang, ssshh”, dia melenguh keenakan.

Beberapa menit kemudian sehabis kami suka bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah hingga mukanya pas berada di atas ke-2 bulatan toketku, kini tukar perutnya yang menghimpit memekku. Jemari ke-2 tangannya secara sejalan terasa menggerayangi gunung “Fujiyama” milikku, dia terasa menggesekkan ujung-ujung jemarinya terasa dari bawah toketku di atas perut tetap menuju gumpalan ke-2 toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang pada geli dan nikmat.

“Mass, geli”, erangku lirih.

Beberapa pas dia mempermainkan ke-2 pentilku yang kemerahan bersama ujung jemarinya. Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya sedikit pentilku bersama lembut.

” Mas…” aku jadi mendesah tak karuan.

Secara sejalan kelanjutannya dia meremas-remas gemas ke-2 toketku bersama sepenuh nafsu.

“Aawww…Mas”, aku mengerang dan ke-2 tanganku memegangi kain sprei bersama kuat.

Dia jadi menggila tak suka meremas lalu mulutnya terasa menjilati ke-2 toketku secara bergantian. Lidahnya menjilati semua permukaan toketku itu hingga basah, terasa dari toket yang kiri lalu berganti ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas bersama gemas hingga aku berteriak-teriak kesakitan. Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya terasa beraksi menghisap ke-2 pentilku sekuat-kuatnya.

Dia tak pikirkan aku menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali ke-2 jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, pas ke-2 tangannya selalu mencengkeram dan meremasi ke-2 toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya bersama sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap ke-2 toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin bersama lidahnya sambil tetap dihisap. Aku hanya sanggup mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat saat giginya menggigiti pentilku bersama gemas, hingga tak heran kecuali di beberapa daerah di ke-2 bulatan toketku itu keluar berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya.

Cukup lama dia mengemut toketku, sehabis itu bibir dan lidahnya kini merayap mengalami penurunan ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku terasa mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi semua perutku. Ketika dia berganti ke bawah ulang bersama cepat lidah dan bibirnya udah berada di atas gundukan bukit memekku.

“Buka pahamu Din..” teriaknya tak sabar, posisi pahaku yang tidak cukup terhubung itu membuatnya tidak cukup leluasa untuk mencumbu memekku itu.
“Oooh… masss”, aku hanya merintih lirih.

Dia membetulkan posisinya di atas selangkanganku. Aku terhubung ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku udah sangat terangsang sekali. Kedua tanganku masih selalu memegangi kain sprei, aku kelihatan tegang sekali.

“Sayang… jangan tegang begitu dong sayang”, katanya mesra.
“Lampiaskan saja perasaanmu, jangan cemas kecuali Din terasa nikmat, teriak saja sayang biar puass….” katanya selanjutnya.

Sambil memejamkan mata aku bicara lirih.

“Iya mass eenaak sih mass”, kataku polos.

Dia memandangi memekku yang udah ditumbuhi jembut tapi kulit di memekku dan sekitarnya itu tidak kelihatan keriput sedikitpun, masih kelihatan halus dan kencang. Bibir memekku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedang celah sempit yang berada diantara ke-2 bibir memekku itu tertutup rapat.

“Mas… ngapain sih kok ngelamun, bau yaa Mas?” tanyaku sambil tersenyum. Wajahku sedikit kusut dan berkeringat.
”abisnya memekmu lucu sih, bau lagi”, balasnya nakal.
“Iiihh… jahat”, Belum habis bicara begitu aku memegang kepalanya dan mengucek-ucek rambutnya. Dia tertawa geli.

Selanjutnya aku menghimpit kepalanya ke bawah, sontak mukanya khususnya hidung dan bibirnya segera nyosor menghimpit memekku, hidungnya menyelip di pada ke-2 bibir memekku. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir memekku bersama bernafsu, pas jemari ke-2 tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku yang bundar bersama gemas. Dia terasa mencumbui bibir memekku yang tidak tipis itu secara bergantian layaknya kecuali dia mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berganti untuk mengecup dan mengulum bibir memekku bagian bawah.

Karena ulahnya aku hingga menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan sering kadang meregang kencang, beberapa kali ke-2 pahaku hingga menjepit kepalanya yang ulang asyik masyuk bercumbu bersama bibir memekku. Dia memegangi ke-2 belah bokongku yang udah berkeringat supaya tidak bergerak sangat banyak, sepertinya dia tak mau melepaskan pagutan bibirnya pada bibir memekku. aku mengerang-erang dan tak jarang memekik memadai kuat saking nikmatnya.

Kedua tanganku meremasi rambutnya hingga kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar selaras bersama jilatan lidahnya pada semua permukaan memekku. aku berteriak jadi keras, dan sering kadang layaknya orang menangis saking tak kuatnya mencegah kenikmatan yang diciptakannya pada memekku. Tubuhku menggeliat hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan bersama cepat, sambil mengerang tak karuan.

Dia jadi bersemangat melihat tingkahku, mulutnya jadi buas, bersama nafas setengah memburu disibakkannya bibir memekku bersama jemari tangan kanannya, keluar daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur bersama cairan lendirku, agak sebelah bawah keluar celah liang memekku yang sangat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula. Dia mencoba untuk terhubung bibir memekku agak lebar, tapi aku memekik kecil karena sakit.

“aawww mass.. sakiit”, pekikku kesakitan.
“maaf sayang, sakit yaa…” bisiknya khawatir.

Dia mengusap bersama lembut bibir memekku supaya sakitnya hilang, sebentar kemudian lalu disibakkan ulang pelan-pelan bibir memekku, celah merahnya ulang terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang termasuk berwarna kemerahan, inilah itil, bagian paling sensitif dari memek wanita. Lalu secepat kilat bersama rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan terasa menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan ke-2 kakiku ke bawah.

Aku mengejang hebat, pinggulku bergerak liar dan kaku, supaya jilatannya pada itilku menjadi luput. Dengan gemas dia memegang kuat-kuat ke-2 belah pahaku lalu ulang menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah ke-2 bibir memekku, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang bisa saja lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir memekku dan ulang menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan tubuhku ulang mengejang sambil menghentak-hentakkan ke-2 kakiku, pantat ku angkat ke atas supaya lidahnya memasuki celah bibir memekku lebih dalam dan menyentil-nyentil itilku.

Begitu singkat karena tak hingga 1 menit aku terisak menangis dan ada semburan lemah dari dalam liang memekku bersifat cairan hangat agak kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa pas hingga tubuhku terkulai lemah dan kelanjutannya pantatku pun jatuh ulang ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru kurasakan, pas dia masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar saat aku nyampe. Seluruh selangkanganku kelihatan basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Dia menjilati semua permukaan memekku hingga agak kering,

“Sayaang… suka kan…” bisiknya lembut tapi aku mirip sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat tapi mulutku tersenyum bahagia.
“Giliranku sayang, aku mau masuk nih… tahan sakitnya sayang”, bisiknya ulang tanpa menanti jawabannya.

Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yang telanjang berkeringat. Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan ditumpangkannya ke-2 pahaku pada pangkal pahanya supaya kini selangkanganku menjadi terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya supaya kontolnya segera menempel di atas memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada ke-2 belah bibir memekku dan lalu beberapa pas kemudian bersama nakal kontolnya ditepuk-tepukkan bersama gemas ke memekku.

Aku menggeliat manja dan tertawa kecil,

“Mas… iiih.. gelii.. aah”, jeritku manja.
“Sayaang, kontolku mau masuk nih… tahan yaa sakitnya”, bisiknya nakal penuh nafsu.
“Iiihh… jangan kasar ya mass… pelan-pelan saja masukinnya, aku cemas sakiit”, sahutku polos penuh kepasrahan.

Sedikit disibakkannya bibir memekku bersama jemari kirinya, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang memekku yang sempit. Dia terasa menghimpit dan aku pun meringis, dia tekan lagi… kelanjutannya perlahan-lahan mili demi mili liang memekku itu membesar dan terasa terima kehadiran kepala kontolnya. Aku menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan plekk… bibir memekku segera menjepit nikmat kepala kontolnya.

“Tahan sayang…” bisiknya bernafsu.

Aku hanya mengangguk pelan, mata lalu kupejamkan rapat-rapat dan ke-2 tanganku ulang memegangi kain sprei. Dia agak membungkukkan badannya ke depan supaya pantatnya sanggup lebih leluasa untuk menghimpit ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan kelanjutannya kepala kontolnya terasa tenggelam di dalam liang memekku. Dia ulang menekan, dan aku terasa menjerit kesakitan. Dia tak peduli, mili demi mili kontolnya secara tentu tetap melesak ke dalam liang memekku dan tiba-tiba sehabis masuk kira-kira 4 centi layaknya ada selaput lunak yang membatasi kepala kontolnya untuk tetap masuk, dia tetap menghimpit dan aku melengking keras sekali lalu menangis terisak-isak. selaput daraku robek.

Dia tetap menghimpit kontolnya, ngotot tetap memaksa memasuki liang memekku yang luar biasa sempit itu. Dia memegang pinggulku, dan ditariknya kearahnya kontolnya masuk jadi ke dalam, Aku tetap menangis terisak-isak kesakitan, pas dia sendiri jadi merem melek keenakan. Dan dia menghentak keras ke bawah, bersama cepat kontolnya mendesak masuk liang memekku. dia mengerang nikmat. Dihentakkan ulang pantatnya ke bawah dan kelanjutannya kontolnya secara sempurna udah tenggelam hingga kandas terjepit di pada bibir memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik mencegah jepitan ketat memekku yang luar biasa.

Sementara aku hanya memekik kecil lalu memandangnya sayu.

“Mass… aku udah nggak perawan ulang sekarang”, bisikku lirih.

Kami sama-sama tersenyum.

Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya penuh kasih sayang, toketku ulang menghimpit dadanya. Memekku menjepit meremas kuat kontolnya yang udah amblas semuanya. Kami saling berpandangan mesra,dia mengusap mesra wajahku yang masih mencegah sakit terima tusukan kontolnya.

“Mas… bagaimana rasanya”, bisikku terasa mesra kembali, biarpun sesekali kadang aku menggigit bibir mencegah sakit. “Enaak sayang.. dan nikmaat… oouhh aku nggak sanggup mengungkapkannya bersama kata-kata sayang… selangit pokoknya”, bisiknya.
“MAs, bagaimana kecuali aku hingga hamil?” bisikku sambil selalu tersenyum.”Oke…nanti sehabis ngentot kami cari obat di apotik, obat anti hamil”, bisiknya gemas.
“Iihh… nakal…” sahutku sambil ulang mencubit pipinya.
“Biariin…”
“Maasss…” aku agak berteriak.
“Apaan sih…” tanyanya kaget.

Lalu sambil agak bersemu merah dipipi aku bicara lirih.

“dienjot dong…” bisikku nyaris tak terdengar.
“Iiih kamu umumnya nonton film porno, kan memeknya masih sakiit”, jawabnya.
“Pokoknya, dienjot dong Mas…” sahutku manja.

Dia mencium bibirku bersama bernafsu, dan akupun membalas bersama tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil selalu begitu dia terasa menggoyang pinggul naik turun. kontolnya terasa menggesek liang memekku bersama kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam bersama cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya bersama kuat, ujung jemari tanganku menghimpit punggungnya bersama keras. Kukuku terasa menembus kulitnya. Tapi dia tak peduli, dia sedang nikmati tubuhku. Aku merintih dan memekik kesakitan dalam cumbuannya.

Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, tapi itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku seolah mencengkeram kuat kontolnya, supaya terasa turut keluar. Aku melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya.

“Awww… aduuh Mass… sakit … . ngilu Mas” aku berteriak kesakitan.
“Maaf sayang… aku mainnya kasar yaah? aku nggak tahan ulang sayang aahhgghghh”, bisiknya.
“pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan peju yang banyak di liang memekku.

Kami pun berpelukan suka atas perihal tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.

Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling bersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Dia mengajariku untuk menjilati dan juga mengulum kontolnya yang udah tegak berdiri. Kontolnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.

“Enak banget yang, kamu cepet ya belajarnya. Terus diemut yang”, erangnya.

Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub supaya siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku bersama lidah yang menari-nari kesana kemari pada itilku supaya aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke memekku. Dia paham apa yang kumau, lalu dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke memekku sambil mengorek-korek itilku bersama jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan hingga aku nyampe, bersama derasnya lendirku keluar tanpa sanggup dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa terasa jijik.

“Mas, nikmat banget deh, aku sampe lemes”, kataku.
“Ya udah kamu istirahat aja, aku mau ngangetin makanan dulu ya”, katanya. .

Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.

Dia membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang udah disiapkannya.

“Din, malem ini kita tidur disini aja ya, aku masih pingin ngerasain peretnya memekmu lagi. Kamu mau kan kita ngentot lagi”, katanya sambil membelai pipiku.
“Aku nurut aja apa yang mas mau, aku kan udah punyanya mas”, jawabku pasrah.

Sehabis makan segera Aku dibawanya ulang keranjang, dan direbahkan. Kami segera berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar terima rangsangan itu yang terasa nikmat.

“Mas sedap sekali..” nafasku terengah2.

Lumatannya tetap dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, supaya aku jadi terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat ulang kemulutnya. Diapun merespons perihal itu bersama memainkan lidahnya ke dalam memekku yang udah dibukanya sedikit bersama jari. Ketika responsku udah nyaris meraih puncak, dia menghentikannya. Dia tukar bersama posisi 6. Dia telentang dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta aku untuk ulang menjilati kepala kontolnya lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas.

Setelah aku lancar melakukannya, dia menjilati memek dan itilku ulang dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di memekku.

Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal bersama bantal.

“buat apa mas, kok diganjel bantal segala”, tanyaku.
“biar masuknya dalem banget yang, nanti kamu termasuk ngerasa enaknya”, jawabnya sambil menelungkup diatasku.

Kontolnya digesek2kan di memekku yang udah banyak lendirnya ulang karena itilku dijilati barusan.

“Ayo Mas cepat, aku udah tidak tahan lagi” pintaku bersama bernafsu.
“Wah kamu udah napsu ya Din, aku suka kalo kami ngentot sehabis kamu napsu banget supaya gak sakit saat kontolku masuk ke memek kamu”, jawabnya.

Dengan pelan tapi tentu dia masukan kontolnya ke memekku.

“Pelan2 ya mas, biar gak sakit”, lenguhku sambil merasakan kontolnya yang besar menerobos memekku yang masih sempit.

Dia tetap menekan2 kontolnya bersama pelan supaya kelanjutannya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan termasuk dan dimasukkan ulang hingga mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali.

“Mas enjot yang cepat, Mas, aku udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak Mas, lebih sedap katimbang dijilat mas tadi”, lenguhku.
“Aku termasuk mau keluar, yang”, jawabnya.

Dengan hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku berkedutan meremes2 kontolnya. Lemas dan meraih kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya lagi.

“Aku belum suka yang, mau lagi, boleh kan?” yanyanya.
“Boleh mas, aku termasuk pingin ngerasain ulang nyampe layaknya tadi”, jawabku sambil terasa menjilati kepala kontolnya yang segera ngaceng bersama kerasnya.

Kemudian kepalaku terasa mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Dia mengerang kenikmatan,

“Enak banget Din emutanmu. Tadi memekmu termasuk ngempot kontolku saat kamu nyampe. Nikmat banget deh malam ini, boleh diulang ya sayang kapan2?. Aku diam tidak menjawab karena ada kontolnya dalam mulutku.
“Din, aku udah mau ngecret nih, aku masukkin ulang ya ke memek kamu”, katanya sambil minta aku nungging.
“Mau ngapain mas, kok aku disuru nungging segala”, jawabku tidak mengerti.
“udah kamu nungging aja, mas mau ngentotin kamu dari belakang”, jawabnya.

Sambil nungging aku menanyakan lagi,

“Mau dimasukkin di pantat ya mas, aku gak mau ah”.
“Ya gak lah yang, ngapain di pantat, di memek kamu udah nikmat banget kok”, jawabnya.

Dengan pelan diumasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, layaknya tadi saat pantatku diganjel bantal. Kontolnya terasa dikeluarmasukkan bersama irama lembut. Tanpa paham aku mengikuti iramanya bersama menggoyangkan pantatku. Tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas kecil, sambil terasa memompa bersama jadi cepat. Aku terasa merasakan nikmatnya di kentot, sakit udah tidak terasa lagi.

“Mas, aku udah ngerasa enaknya dien tot, tetap yang cepet ngenjotnya mas, rasanya aku udah mau nyampe lagi”, erangku.

Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya jadi lama jadi cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya bersama satu enjotan yang keras dia melenguh,

“Din aku ngecret, aah”, erangnya.
“Mas, aku nyampe termasuk mas, ssh”, sejalan bersama ngecretnya pejunya aku termasuk nyampe.Kembali aku terkapar kelelahan.

Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang bersama Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah ulang menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yang udah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara ke-2 belah paha ku. Lalu bersama gemas, diciumnya pusarku.

” Mass, geli!” aku menggeliat manja.

Dia tersenyum sambil tetap saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan mengfungsikan ke2 siku dan lututnya ia merangkak supaya wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya sedikut menjulur saat dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian tukar ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya. Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes bersama lembut toketku. Remasannya membawa dampak pentilku jadi mengeras, bersama cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku bersama tangan kanannya.

“Kamu cantik sekali,” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Aku hanya tersenyum, aku suka mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku segera meraba kontolnya lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku yang terasa berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi jadi keras. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya jadi membengkak. Dia menghimpit pinggulnya supaya kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu.

Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan supaya menghimpit toketku.

“Oh…mas”, lenguhku saat ia menciumi telingaku.
“Kakimu dibelitkan di pinggangku Din”, pintanya sambil tetap mencium bibirku.

Tangan kirinya tetap meremas toketku sedang tangan satunya mengelus pahaku yang udah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia melakukan beberapa kali supaya lendir memekku jadi banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menghimpit ulang kontolnya masuk lebih dalam. Dia mencegah gerakan pinggulnya saat melihat aku meringis.

“Sakit yang”, tanyanya.
“Tahan sedikit ya”. Dia ulang menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya ulang pelan2.

Dia tetap mengamati wajahku, aku setengah memejamkan mata tapi udah tidak terasa sakit.

“Din, nanti dorong pinggul kamu keatas ya”, katanya sambil menarik ulang kontolnya.

Dia mencium bibirku bersama lahap dan mendorong kontolnya masuk kontolnya. Pentilku diremesnya bersama jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas supaya kontolnya nancap lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke mulutku.

Sementara itu dia tetap menghimpit kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia mencegah gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan tetap mengecup bibirku. Kontolnya ulang ditariknya keluar ulang dan dibenamkan ulang pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali supaya semua kontolnya udah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku jadi erat membelit pinggangnya.

”Akh mas”, lenguhku saat terasa kontolnya udah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya.
“Masih sakit Din”, tanyanya.
“Enak mas”, jawabku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku.

Dia terasa mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya saat dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya. Dia termasuk mendesah tiap-tiap kali mendorong kontolnya masuk semua,

“Din, memekmu peret sekali, terasa ulang empotannya, sedap banget sayang ngentot bersama kamu”.Tangannya menyusup ke punggungku sambil tetap mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku turut terbenam tiap-tiap kali kontolnya dienjot masuk.

“Mas”, erangku. Terdengar bunyi “plak” tiap-tiap kali dia menghujamkan kontolnya.

Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya bersama pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku tiap-tiap dia mengenjot kontolnya masuk.

“Din, aku udah mau ngecrot”, erangnya lagi.

Dia menghujamkan kontolnya dalam2 di memekku dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan bersama itu, “Mas, aku nyampe termasuk mas”, aku mengejang karena ikutan nyampe. Nikmat banget bersama dia, biarpun perawanku hilang aku tidak nyesel karena ternyata di kentot itu mendatangkan kenikmatan luar biasa.

Tidak ada komentar:
Write komentar